“Oik arat uma bakkat laggai, minou oinan simagere rogga mangat. Kira simagere rogga naep, uma bakkat masi manalak maragal.”
Terjemahan: “Jika kamu menebang pohon, jangan lupa meminta izin kepada roh penjaganya. Jika tidak, roh penjaga itu bisa marah, dan pohon itu dapat membawa bencana bagi kita semua.”
“Oik sanai uma bageu laggai, oinan simagere sipauma sisauru. Kira simagere oinan, bageu laggai sanai uma manalak si’raik keu.”
Terjemahan: “Jika seseorang membangun rumah, kamu harus ikut membantu. Jika kamu tidak membantu, nanti saat kamu membangun rumahmu, tidak ada yang akan membantumu.”
Kedua nasihat di atas disebut pula sebagai pabetei dalam tradisi suku Mentawai. Pabetei adalah bentuk nasihat lisan dalam tradisi suku Mentawai yang disampaikan oleh orang tua atau tetua adat kepada generasi muda. Nasihat ini berfungsi sebagai media pendidikan moral dan budaya yang mengajarkan kearifan lokal. Pabetei sendiri salah satu tradisi lisan yang disampaikan turun temurun. Ada pula mantra perlindungan dari roh jahat, Lalau (penyembuhan), Punen (ritual syukuran) dan ada pula Turi-Turian (cerita rakyat).
Namun dengan semakin berkurangnya acara adat dan peran Sikerei (dukun adat) membuat tradisi lisan juga semakin jarang muncul.
Suku Mentawai tinggal di Kepulauan Mentawai di barat SUmatera. Ada empat pulau besar yang berjejer yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan serta beberapa pulau kecil.
Liputan Media Indonesia di tahun 2021 menyebut ada 47 Sikerei berusia 60-75 tahun. Sementara syarat dan pantangan ritual membuat generasi muda enggan menjadi Sikerei. Pesta adat yang diliput saat itu ialah Liat Pullagjagat atau pesta adat local desa. DIgelar selama tiga hari tiga malam, dan ditutup dengan melakukan eli keleleu atau berburu. Ada mantra yang diucapkan yang dimaksudkna untuk melepaskan aura negatif yang mempengaruhi warga.
“Kap sikebbukat, ita sipumone kainek, anek kakap saile mui sakit simagre mai sateteu nu si pu lia. Anai kuna’nak, kona kona guru’guruk.”
Artinya, “Wahai kalian para nenek moyang kami, ini ada sesajian untuk bayar roh kami para cucumu yang melaksanakan liat, datanglah, datanglah.”
Kredit foto: Oleh Andesta Saputra – CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=71637997
Tinggalkan Balasan